Kamis, 25 September 2008

Si Mulut Usil

Minggu siang (21/9/08), di suatu pemancingan desa Sitimulyo. Tiba-tiba aku mendengar seseorang melontarkan kata-kata pedas dari belakangku. "Mancing wae, opo ra nduwe gawean," begitu katanya sambil ngeloyor. Mancing saja, apa tidak punya pekerjaan. Begitu kira-kira padanannya dalam bahasa Indonesia. Jelas kata-kata itu ditujukan padaku. Karena hanya aku pemancing yang nongkrong di pematang sisi jalan setapak orang tadi lewat.
AKu tak bisa menentukan apakah itu kalimat pertanyaan atau kalimat tuduhan. Yang kupikirkan seketika itu, justru dia sendiri yang tidak punya pekerjaan. Kenapa tanya-tanya atau nuduh orang sembarangan? Kalau mau lewat ya lewat saja. Aku terus memancing.
Menjelang sore, belum seekor ikan pun kudapat. Mulai lelah, aku jadi teringat kata-kata pedas orang lewat tadi. Si Mulut Usil, begitu aku menjulukinya. Sakit hati? Ya. Tapi mau apa?
Aku mulai tergoda untuk menerka-nerka tujuan Si Mulut Usil. Ooo, jadi memancing itu, oleh sebagian orang dianggap kegiatan buang-buang umur. Maksudnya menyia-nyiakan waktu. Mending kerja, bisa dapat penghasilan. Atau membaca buku, surfing, dan sebagainya yang dianggap lebih bermanfaat. Daripada mancing!
Berarti memancing itu tidak bermanfaat? Tidak juga. Buktinya ada nelayan yang kerjanya memancing. Memancing bagiku kegiatan rekreatif yang memiliki efek berbeda dari kegiatan rekreatif yang lain. Contohnya, memancing selalu menyisakan rasa tidak puas dan penasaran karena selalu ingin mendapatkan ikan yang lebih banyak. Apalagi kalau ada ikan yang sudah kena kail tapi lepas atau tali nilon putus. Lebih parah lagi kalau tidak dapat ikan samasekali. Pulang dengan mengumpat, tapi tidak kapok. Minggu depan mancing lagi, dengan umpan baru, strategi baru. Pada kegiatan rekreatif yang lain, sependek yang pernah kurasakan, tidak ada efek tantangan seperti itu. Malah sebaliknya, bikin kapok dan menyisakan penyesalan karena uang di dompet terkuras.
Selain murah, mancing itu juga memberi kesempatan berkontemplasi. Pada saat memancing, pikiranku biasa bergerilya menjelajah beragam permasalahan. Mulai dari pekerjaan, rencana-rencana, soal anak-anak, dan isu-isu sosial dan politik yang berkembang untuk direspon. Sering pula aku mengkhayalkan hal-hal jorok yang tidak etis dituliskan disini. Ngerti kan? Kalau Anda mengerti yang kumaksud tentang hal-hal jorok itu, berarti Anda juga sering melakukannya.Eh, maksudku mengkhayalkannya.
Secara psikologis, setiap orang membutuhkan waktu untuk menyendiri.Dengan memancing aku mendapat kesempatan dan kenikmatan menyendiri, untuk berkontemplasi, tanpa harus terlihat melamun. Jadi menurutku memancing itu sebuah teknik kamuflase yang jitu.
Tentang Si Mulut Usil, ternyata dia benar. Selain sibuk pasang umpan di kail, aku jadi terus berpikir mencari-cari pembenaran epistemologis memancing. Bahkan di rumah aku masih mau menuliskan kisah ini. Wah, aku memang benar-benar tidak punya kerjaan...Pembaca tulisan ini juga orang yang tidak punya, eh, kurang, kerjaan....

1 komentar:

Saefudin Amsa mengatakan...

Bos, aku dulu juga nganggep orang mancing itu gak ada kerjaan..tapi setelah nyoba ternyata jadi ketagihan..mengasyikkan, termasuk mikir yang liar-liar...hehehe